Senin, 02 Januari 2012

Mitigasi bencana di Alor NTT (tugas filsafat)

Mitigasi bencana di Alor NTT
Setiap daerah harus tanggap dan siaga terhadap bencana yang mengancam dengan mitigasi bencana. Definisi mitigasi adalah proses mengupayakan berbagai tindakan preventif untuk meminimalisasi dampak negatif bencana yang akan terjadi. Mitigasi merupakan investasi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.
Misalnya di Nusa tenggara Timur, yang memiliki banyak sekali tipe rumah adat. Apabila terjadi suatu bencana, berikut adalah prinsip-prinsip yang harus dipegang ketika melakukan mitigasi bencana.
Rumah adat di Alor ini sangat mengutamakan kebersamaan penduduknya. Rumah adatnya mengelilingi ruang terbuka yang biasanya digunakan untuk kegiatan bersama, seperti upacara adat.
1. Adaptasi dengan alam
Suatu tempat tinggal harus beradaptasi dengan alam sekitarnya. Di NTT sendiri, rumah adatnya sangat harmoni dengan alamnya. Hal ini dapat dilihat dari bahan bangunan yang dipakai dari rumah adatnya, menggunakan kayu, ijuk serta batu batuan. Bentuk rumah adatnya pun terbuka untuk beradaptasi dengan lingkungan yang panas. Apabila terjadi bencana dan mengharuskan adanya rekonstruksi , sebaiknya prinsip ini tetap dipegang. Bangunan haruslah banyak bukaan. Lalu ruang atap yang tinggi juga sangat diperlukan agar ruangan menjadi sejuk.
2. Human dan privat
Perlu diketahui bahwa suku Alor ini memiliki adat yang sangat tinggi. Mereka banyak melakukan upacara adat. Sehingga nantinya dalam rekonstruksi kampung pasca bencana harus memperhatikan ruang bersama tersebut.
Pelaksanaanya dapat melibatkan penduduk pribuminya. Karena biasanya mereka juga membangun ruah adatnya secara gotong royong.
Masyarakat Alor menyebut rumahnya sebagai Fala’. Untuk rekonstruksi rumahnya, kita harus memperhatikan kebutuhan mereka sehari-hari untuk hidup. Suku alor ini hidup dari beternak dan bercocok tanam. Sehingga nantinya untuk rumah barunya, diperlukan ruang untuk menyimpan ternak .
Kita dapat mengaplikasikannya dengan membuat rumah panggung, dimana di bagian bawah dapat digunakan untuk menyimpan ternak.
Lalu pada lantai 1 diberikan ruang tanpa sekat untuk aktivitas mereka. Karena pada umumnya masyarakat alor tidak membedakan ruang privat dan public.mungkin hanya kamar tidur saja yang membutuhkan sekat.
Lalu di bagian atap diberikan ruang untuk menyimpan hasil pertanian mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar